7 November 2011

Analisis Jurnal Metode Riset Bab IV & V

Judul : ANALISIS PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP  EKUITAS MEREK COFFEE SHOPS DI SURABAYA

Hasil dan Pembahasan
4.1 Deskripsi

4.2  Hasil Perhitungan
 Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan CSI, diketahui bahwa nilai kepuasan pelanggan terhadap kinerja coffee shop adalah sebesar 78.69%. Berdasarkan range indeks kepuasan pelanggan, maka 78,69 % berada pada range 60,01% < CSI ≤ 80,00%. Hal ini menunjukkan bahwa indeks kepuasan pelanggan berada pada kriteria puas.

4.3 Analisis
Dari gambar 5 terlihat bahwa Starbucks merupakan coffee shop yang paling banyak disebut pertama kali oleh responden, yaitu sebanyak 43,6% (sebanyak 157 orang dari total 360 responden). Jadi Starbucks merupakan coffee shop yang menjadi  the Top of mind–Brand Awareness. Starbucks mempunyai kekuatan kesadaran merek dimana bagi Starbucks hal tersebut merupakan langkah awal yang baik dalam membangun ekuitas mereknya. Namun yang harus diwaspadai oleh Starbucks adalah keberadaan Excelso sebagai  coffee shop lokal yang menduduki Top of Mind ke-dua setelah Starbucks. Selanjutnya, penulis melakukan analisis tambahan berikut untuk menjelaskan mengenai pertanyaan  screening  yang terdapat pada kuisioner. Jawaban dari pertanyaan ini menjadi dasar dalam pengisian kuisioner selanjutnya (lembar kedua-kesan kualitas dan loyalitas merek), karena diharapkan responden yang mengisi lembar selanjutnya pernah mengunjungi salah satu  coffee shop yang diteliti, minimal 3 kali kedatangan. Input data pertanyaan ini hanya menggunakan jawaban ya atau tidak sesuai dengan top of mind.

Kesan Kualitas – Dimensi Jasa
Secara keseluruhan, Starbucks merupakan coffeeshop yang mendapatkan penilaian tertinggi dari konsumennya tentang kesan kualitas sub-dimensi jasa dengan rata-rata prosentase keseluruhan indikatornya adalah 84,07%. Dapat diartikan bahwaStarbucks mampu memberikan pelayanan/servis yang terbaik kepada konsumennya dibandingkan dengan ketiga  coffee shop yang lain. Sangat ironi jika dilihat dari bentuk servisnya, seperti yang telahdisebutkan diatas Coffee Bean dan Starbucks dengankonsep self-service justru menduduki tempat pertama dan kedua, sedangkan Excelso dan DOME dengan konsep  table-service menduduki tempat kedua terakhir.          
   
Analisis Keseluruhan Kesan Kualitas
Dengan demikian, hasil penilaian kesan kualitas secara keseluruhan (baik produk maupun jasa)  terlihat jelas Starbucks mengunguli ketiga  coffee shop lain dalam penilaian konsumen tentang kesan kualitas yang dimilikinya dengan prosentase 87,3%, artinya Starbucks dinilai paling mampu memberikan produk dan jasa yang sesuai dengan apa yang diharapkan konsumennya, sehingga kesan kualitas yang dimilikinya adalah yang terbaik dan paling positif. Tetapi prosentasenya tidak jauh berbeda dengan Coffee Bean dan kedua coffee shop yang lainnya.Berarti Starbucks harus waspada dan berusaha mempertahankan posisinya di mata konsumen. Mengingat Starbucks mempunyai asosiasi sebagai harga termahal, maka ini harus berjalan seiiring dengan kesan kualitas yang diberikan, agar konsumen merasa harga yang dibayarkan sebanding dengan nilai yang didapat (meliputi kualitas produk dan jasa). 

Analisis Jurnal Metode Riset Bab V

5.1 Kesimpulan 
Kesimpulan mengenai kesadaran merek (brand awareness)
Starbucks merupakan  coffee shop yang menjadi the top of mind - Brand Awareness. Dengan demikian, Starbucks merupakan  coffee shop utama dari berbagai  coffee shop yang diingat pertama kali oleh responden.
Kesimpulan mengenai asosiasi merek (brand associations)  
Excelso merupakan  coffee shop yang memiliki asosiasi merek yang paling positif.  Hal ini berarti atribut yang diberikan responden kepada suatu merek dinilai sangat baik dan semakin banyak, dampaknya adalah semakin positif dan kuat  image yang terbangun pada merek tersebut. Excelso yang merupakan bisnis lokal dapat mempunyai asosiasi merek yang lebih positif dibandingkan dengan Starbucks yang merupakan bisnis skala internasional. 

Kesimpulan mengenai kesan kualitas (perceived quality)
Starbucks merupakan  coffee shop yang menjadi the best of Perceived Quality, artinya Starbucks dinilai paling mampu memberikan produk dan jasa yang sesuai dengan apa yang diharapkan konsumennya.

Kesimpulan mengenai loyalitas merek (brand loyalty)
Starbucks merupakan  coffee shop yang menjadithe strongest of Brand Loyalty. Hal ini ditunjukkan bahwa mayoritas konsumen Starbucks bersedia untuk datang kembali, merekomendasikan kepada orang lain, mengajak orang lain danmembeli produk Starbucks lebih.


5.2 Saran dan Rekomendasi
1. Bagi Excelso
 Dari hasil penelitian ini, didapati bahwa hasil terendah Excelso ada pada variabel kesan kualitas yaitu masalah fasilitas. Maka hal tersebut perlu menjadi perhatian khusus. Dengan penyediaan fasilitas yang memadai, akan meningkatkan kesan kualitas Excelso itu sendiri. 

2. Bagi DOME
 DOME termasuk  coffee shop yang mempunyai outlet hampir disetiap shopping mall, tetapi keberadaannya masih belum mendapat perhatian dari masyarakat, khususnya Surabaya. Meskipun bisnis ini dimulai bersamaan dengan masuknya Starbucks dan Coffee Bean tetapi DOME tidak dapat menyaingi tingkat ekuitas merek kedua coffee shop tersebut. 

3. Bagi Coffee Bean & Tea Leaf
Saran untuk pihak Coffee Bean, penambahan jumlah gerai dirasakan perlu, karena hal itu sangat berpengaruh bagi masyarakat. Semakin banyak gerai yang ada, akan semakin tinggi tingkat kesadaran masyarakat akan  coffee shop tersebut.  

4. Bagi Starbucks Coffee
Bagi Starbucks yang sudah mencapai tingkat ekuitas merek terbaik dibandingkan dengan coffee shop yang lain, hal terpenting adalah mempertahankan dan meningkatkan kinerja secara keseluruhan. Mengingat jumlah konsumen loyalnya tergolong tinggi, diharapkan Starbucks mampu mempertahankan kedudukannya sebagai coffee shop dengan ekuitas merek yang terbaik. 

5. Bagi penelitian selanjutnya:
Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif yang hanya mengukur ekuitas merek darsudut pandang konsumen saja. Maka, diharapkanpenelitian tentang ekuitas merek selanjutnyadapat mencakup 2 sisi, baik itu konsumen maupun pebisnis/perusahaannya (seperti, denganmempertimbangkan pendapatan dan manajemenperusahaan). Dengan gabungan metode kualitatidan kuantitatif diharapkan penelitian selanjutnyamampu mengukur ekuitas merek lebih akurat.

Nama : Chyntia Febriani
NPM : 11209114
Kelas : 3EA11
Tugas ini diberikan oleh Pak Prihantoro



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.